Sabtu, 29 Februari 2020

PEMIMPIN YANG BEBAS KEPENTINGAN


PEMIMPIN YANG BEBAS KEPENTINGAN


Mengenali potensi kepemimpinan, mengidentifikasi ketulusan dan menumbuhkan rasa percaya adalah roleplay seorang pemimpin. Setelah mempelajari kepemimpinan Jonathan Seagull pada postingan sebelumnya, tugas selanjutnya adalah mengenali bagaiman pemimpin itu seharusnya. saya mengingat ada yang mengatakan bahwa ketika telur mendapatkan kekuatan dari luar untuk memecahkan cangkangnya maka ttelur tersebut akan rusak dan hancur hingga gagal menetas dan menjadi sesuatu yang bermanfaat, namun sebaliknya jika kekuatan itu terlahir dari dalam cangkang dan memecahkan cangkang telur tersebut maka yang terjadi adalah lahirnya sebuah kekuatan baru dan bermanfaat untuk sekitarnya. Dari sini kita dapat belajar bahwa sejatinya kekuatan itu harus dibangun dari diri sendiri, meskipun untuk menjadi seornag pemimpin ada aynag kare keturunannya, ada yang karena kekuasaan dan jabatannya, namun dibalik itu semua kekuatan diri sendiri yang bertumbuh dan mengakar dalam jiwa adalah kekuatan sejati seorang pemimpin. 

Rumus untuk menjadi seorang pemimpin adalah T= C + I + I – SI. Untuk menjadi seorang pemimpin tentu harus ada yang dipimpin, anggaplah mereka adalh follower atau pengikut, alasun utama kita bisa diikuti oleh orang lain adalah karena kita mendapatkan kepercayaan dari orang lain untuk melakukan hal-hal atau menjadi perwakilan dari sekelompok orang tersebut. Singkatnya, syarat utama seorang pemimpin adalah ia yang bisa dipercaya dan mendapatkan kepercayaan, jadi T adalah Trust. 

Selanjutanya untuk membangun kepercayaan tersebut adalah beberapa value yang harsu dimiliki moleh seorang pemimpin yaitu Competency, orang-orang yang terpilih dan dipilih enjadi seorang pemimpin adalah ia yang kompeten dalam melakukan sesuatu, kompeten dalam mengambil keputusan, kmpeten dalam memecahkan masalah dan masih banayk kompetensi lainnya, jadi kompetensi yang dimiliki oleh sesorang cukup untuk menumbuhkan kepercayaan dari orang lain. 

Rumus selanjutnya adalah Integritas, kepercayaan selanjutnya dibangun dari adalanya integritas sosok pemimpin, dimana jika ia berkata ia tidak berdusta, ketika ia berkata maka ia akan mewujudkan perkataan itu, ia yang berhasil disebut sebagai AL-Amin adalah ia yang mampu memperjuangkan perkataannya dan mampu membuktikannya. Bukanka kebohongan adalah salah satu ciri orang-orang munafik yang sewaktu-waktu bisa menghianati kita?. 

Kepercayaan selanjutnya dapat dibangun dari Intimacy (i), yaitu adanya kedekatan yang bisa dibangun oleh sosok pemimpin, kedekatan yang dimakssudkan adalah adanya rasa nyaman dan aman uyang dibangun oleh pemimpin. Ketika kita bertemu dengan pemimpin yang membuat kita merassa terancam maka kepercayaan akan hilang dan ia gagal menjadi sosok pemimpin yang baik.

Rumus kepemimpinan sudah terjawab dengan baik, berapapun hasilnya sebisa mungkin diberi nilai tertinggai semampu kita sehingga kepercayaan dapat bertumbuh dan membesar. Trust = Competency + Integrity + Intimacy, deretan rumus ini menunjukkan beberapa value yang perlu dimiliki oleh pemimpin untuk menumbuhkan rasa percaya pada pengikutnya, nah, pada poin ini yang perlu diperhatikan adalah adanya Si (Self Interest), value ini adalah value yang sifatnya negative sehingga ia perlu berada di titik terendah angka yaitu 0. Mengapa demikian?? Sebab semakin besar kepentingan pribadi yang dimunculkan maka semakin besar pula peluang habisnya nilai kepercayaan yang sudah dibangun tadi, T= C + I + i – Si.

Seorang pemimpin yang baik adalah ia yang berhasil berbuat sepenuh hati tanpa mengharapkan apa-apa bahkan terima kasih itu sendiri, sebab kepercayaan dapat runtuh jika tidak adanya ketulusan di dalamnya. Dalam berbagai lini kehidupan rumus ini menjadi penentu bagaiman kita bisa mendapatkan kepercayaan dari orang lain, kepercayaan untk menjadi teman atau pasangan hidup, rumus ini penting untuk diterapkan. Salah satu wujud rendahnya Si adalah kemampuan untuk meninggalkan, seperti kisah Jonathan Seagull, guru chiang mengajarkan kepada Jonathan bahwa jika tiba saatnya ada yang mampu menggantikan keberadaan kita maka kita siap untuk meninggalkan dan menuju ke misi yang lebih tinggi lagi, dalam fase ini wujud tertinggi ketiadaan kepentingan pribadi adalah keikhlasan kita untuk meninggalkan dan memberikan kesempatan orang lain untuk menggantikan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar