BUILDING PEACE WITH LOVE
Kelas PLC kali ini dimulai dengan
bercerita tentang film yang mewakili makna cinta, sontak yang terfikirkan
adalah film Bollywood yaitu Kabhi Kushi Kabhi Gham. Film ini banyak bercerita
tentang cinta bagaiman cinya bisa menguatkan juga bisa menghancurkan, karena
cinta sepasang muda mudi menyatu, karena cinta sebuah keluarga menjadi hancur.
Dalam sebuah hubungan cinta itu harus melibatkan imbuhan Di dan Me, sebab jika
hanya menjadi salah satunya bisa jadi cinta itu tidak seimbang dan utuh. Lain
soal jika kita bercerita tentang cinta secara universal, cinta bisa beragam
wujudnya misalnya saja karena cinta terhadap Bumi ini maka saya ingin
memperjuangkan keberlangsungan Bumi yang layak.
Apa itu cinta? Saya juga kurang
paham dalam memahaminya, namun dalam prosesnya hampir melibatkan semua jenis
emosi, ada yang baik pun yang buruk, dimata cinta semuanya baik-baik saja dan
benar adanya. Sehingga lahirlah istilah cinta dan rasionalitasnya, maksudnya
adalah aku mencintai dengan segala batasan kenormalan yang rasional dan tidak
melanggar norma dan etika yang berlaku. Cinta itu harus ada batasnya dan dapat
dirasionalisasikan biar tidak jadi bucin (Budak Cinta jadinya generasi baper nan galau) yang justru berdampak negative.
Mislanya saja penguntit, rasa cinta yang hadir adalah sebuah anugrah namun
karena cinta yang tak terbalas memunculkan dorongan untuk "menjadi lebih" yag justru melewati
batas rasionalitasnya, bagi si pencinta itu adalah caranya dia mencintai, maka
dalam proses mencintai atau dicintai ada rasionalisasi yang hadir untuk menjadikan
hubungan tetap sehat dan baik-baik saja.
Indicator utama cinta adalah
Rindu, rasa ingin berjumpa yang di dorong oleh keinginan untuk mengulang rasa melalui perjumapaan atau mengulang kembali kenangan-kenangan yang kembali menghadirkan Rasa yang pernah hadir. Namun dalam perjalanan cinta ternyata ada beberapa jenis cinta yang tumbuh tanpa harus dibarengi perjumpaan, misalnya
menjadi seorang muslim yang setiap saat bershalawat mengingat jungjungan hidup
yang hanya dikenal melalui kisah atas kemuliaannya, setiap hari kita
terus-terusan berdoa agar kelak berjumpa dengannya dalam kemuliaan naungan
bimbingannya, kita tak pernah berjuma dengannya namun kita yakin bahwa dialah
sang kekasih Allah s.w.t yang di utusnya untuk membimbing manusia menjadi
manusia seutuhnya, dan inilah yang disebut RINDU.
Cinta ini bisa berwujud dalam
berbagai bentuk sikap yang dapat dirumuskan dengan IVI. C = O, yaitu Value
mutlak (maksudnya adalah rasa cinta yang mutlak, sebab bagaimanapun bentuk
sikap dalam mencintai itu adalah sebuah kemutlakan rasa yang tak terbantahkan)
dikalikan dengan Cara dalam
mencintai sebagai bentuk penentu akan hasil dari proses mencintai tadi.
Hasilnya atau dikenal sebagai Outcome
bisa berbagai rupa, bergantung dari cara yang digunakan dalam menanggapi Value
yang terlahir tadi.
Kunci utama dalam poin ini
adalah, saat kita belajar untuk menjadi seorang manusia maka akan hadir rasa
cinta terhadap sesama yang diwiujudkan dengan cara yang baik dan benar sehingga
menghasilkan perdamaian. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda “cintailah saudaramu
sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri”.
By: Mudrikah Zulkifly
Tidak ada komentar:
Posting Komentar