Minggu, 05 April 2020

HOW TO FIND YOUR DREAMS

“FIND YOUR DREAMS”

Dalam proses menemukan “why” seperti postingan sebelumnya bahwa dalam proses menemukan “why-nya kita” tentu bukan persoalan mudah, jalan yang dilalui tentu cukup dinamis dan bisa saja menghadirkan kekosongan dan ketidakdamaian. Dalam proses ini perlu disadari kita sedang melakukan apa dan akan menargetkan apa, sebab kesadaran inilah yang akan menumbuhkan “aware”nya kita dalam menyikapi setiap pesan-pesan tuhan yang datang.
Dalam proses menemukan apa biasanya kita akan terjebak dalam ruang-ruang ambisi pribadi “saya mau jadi”, “kalau jadi.., saya mau jadi…”, kata ini menjadi penggiring indikasi ambisi pribadi tersebut, dan perlu melakukan konfirmasi kembali, apakah misinya kita menjadi apa berdasarkan kepentingan pribadi atau kepentingan orang banyak. Sungguh, bukannya sangat sederhana tuhan menciptakan kita jika hanya untuk mementingkan ambisi sendiri, bukankah itu tidak mencerminkan betapa kuasanya tuhan?, kehadiran kita tentu jauh lebih besar peranananya dari hanya sekedar memikirkan ke-Akuan.
Memaknai tugas ke-Akuan dan tugas ke-Kitaan, adalah dengan mengukur dampak yang dihasilkan dari sebuah capaian, kalau targetnya individu maka hanya akan berdampak secara individu namun jika targetnya adalah untuk masyarakat maka dampaknya juga tentu untuk masyarakat. Ke-Esaan tuhan salah satunya terwujud dengan dikirimnya manusia-manusia yang bervisi masyarakat dan belajar untuk lupa atas kepentingan pribadinya, diutusnya manusia-manusia pilihan yang mengajarkan manusia lain bahwa kebaikan itu dapat di tularkan dan menularkan, bahwa kebaikan itu bisa dipelajari dan membelajarkan dan kebaikan akan mendatangkan kebaikan lainnya.
Dulu sekali, saya pernah terjebak dengan konsep berfikir “aku ingin menjadi”, sayangnya mimpi ini dibangun atas mimpi orang lain, saat itu karena lingkran pertemanan saya sebagian besar berhasil mendapatkan beasiswa dan melanjutkan pendidikan mereka hingga keluar negeri, saat itupun saya kemudian belajar untuk menumbuhkan ambisi ingin menjadi seperti mereka, saya telah melakukan berbagai upaya, menabung dan kemudian mengukuti kursus intensif di Kediri. 6 bulan dikota itu, pelan-pelan skor yang kutargetkan mulai mendekati target, namun di satu sisi saya kemudian mengevaluasi diri, apakah saya latah terhadap lingkungan? Apakah saya harus keluar negeri? Hingga pertanyaan terakhir haruskah saya S2?. Pertanyaan ini kemudian mengurai sedikit demi sedikit sejak kapan ambisi ini dibangun dan kenapa ambisi ini bisa terbangun.  Setelah menyelesaikan kursus dengan target skor yang cukup, saya memilih untuk mulai bekerja, sambil tetap mengurai pertanyaan tadi. Hingga pada akhirnya saya berada pada kesimpulan bahwa, Allah selalu punya cara untuk mengajarkan hambanya dalam mengenali kebutuhan hidupnya, bukan mengenali ambisinya.
Pada materi PLC kali ini, saya banyak melakukan refleksi diri bahwa selama ini saya hidup dalam baying-bayang konsep hidup ingin menjadi ini (sambil merujuk pada konsep kehidupan orang lain), cukup sering kita terjebak dengan konsep berfikir “saya menginginkan hidup seperti fulan dan fulan, yang berhasil mendapatkan ini dan itu”, tanpa kita sadari kita belajar untk mengkotakkan hidup kita dalam baying-bayang orang lain, hingga kita lupa bahwa hidup ini bukan tentang Aku saja namun masih ada mereka yang perlu dirajut menjadi Kita.
Dalam proses discovery mimpi, ada beberapa langkah yang perlu ditempuh untuk menguatkan diri kita bahwa ini adalah misi terbaik yang patut saya jalani yang telah Tuhan tugaskan kepadaku, yaitu;
1.       Connecting the dots
kita hari ini adalah rangkaian akumulasi kita di masa lalu
Siapa kita hari ini adalah rangkaian titik-titik yang saling terikat dan terajut hingga mengantarkan siapa kita hari ini. Sejak kita lahir, bahkan sebelum kita lahir, merupakan titik-titik yang saling terikat satu sama lain, besar kecilnya sebuah kejadian, berdampak atau tidaknya, menyakitkan atau menyenangkan, kejadian-kejadian itu saling terikat dan menghasilkan kita siapa hari ini. Perlu disadari bahwa semua yang terjado dalam hidup kita merupakan rencana tuhan yang berada di dalam dan di luar kendali kita yang kemudian mendapat restu tuhan. Kejadian-kejadian yang kita alami kemudian membentuk kita dalam banyak hal, menjadi lebih dalam sifat, menjadi lebih dalam kecerdasan dan menjadi lebih pada bakat misalnya. Contoh, anak yang pintar baisanya karena dulu ia rajin belajar, dari conttoh seperti ini kemudian kita belajar  mengurai kejadian-kejadian yang membentuk kita menjadi lebih mandiri misalnya, atau jadi pemarah mungkin, kita mengingat sebuah kejadian yang membuat kita memiliki traumatis misalnya atau bahkan sebuah kesukaan karena kejadian di masa lau.
2.       Butterfly effect
Memaknai peranan kepakan seekor kupu-kupu yang berdampak pada perubahan besar pusaran angin, peranan satu sayap yang dapat mempercepat bahkan memperlambat terjadinya angin kencang. Dalam konsep ini, kita diharapkan mampu memeknai secara mendalam sebuahkejadian kecil yang kita lalui dalam hidup yang tanpa kita sadari telah berdampak secara signifikan dalam hidupnya kita, entah bertemu dengan orang yang tidka kita duga atau bahkan ucapan yang sangat sederhana yang pernah terlontar bisa jadi memberikan dampak atau pelajaran yang besar buat kita. Dalam menemukan mimpi, selalu ada peranan kejadian-kejadian kecil di dalamnya, yang tanpa atau dengan kita sadari memiliki peran penting dalam menemukan mimpi kita yang sesungguhnya.
Mimpi itu sejatinya bercerita tentang masa depan, tugas kita adalah memaknai masa lalu untuk bisa memprediksi masa depan. Contoh, seorang petugas BMKG mampu meramalkan terjadinya hujan dengan mengukur cepatnya angina, kelembapan udara dan sedemikian rupa, sehingga ia mampu merilis perkiraan cuaca dengan akurasi waktu yang sangat tinggi, contoh lainnya adalah memprediksi terjadinya gerhana di waktu dan garis yang sangat tepat melalui perhitungan-perhitungan sedemikian rupa yang dipelajari dari kejadian-kejadian masa lalu. Sama halnya dengan memprediksi masa depan, adlah dengan mempelajari masa lalu kemudian kita berhasil mempresdiksi masa depan.
Seorang pemanah mampu memprediksi titik jauh kedepan dengan menarik anak busur kebelakan, semakin jauh kebelakang anak panah ditarik maka, anak panah tersebut akan melaju jauh kedepan. Saya merefleksikan ini sebagai bentuk kesadaran bahwa untuk memprediksi bagaimana kita akan menetapkan mimpi di masa depan adalah dengan menyadari fitrah kelahiran kita, menyadari pesan-pesan tuhan yang terwujuda dalam bentuk kejadian-kejadian masa lalu, dimana dan bagaimana kita dibesarkan dan seberapa besar kita berjuang untuk berada samapi di titik ini yang dalam prosesnya da tuhan ynag ikut campur dan dengan izinnya pula kita ada samapi di titik ini. Bukan tanpa alas an tentunya ketika tuhan menghendaki kita melalui sebuah peristiwa, setiap menit dan detik yang kita lalui kemarin adalah kehendak tuhan, maka sudah sepatutnya kita mencoba membaca kejadian itu untuk menyadari bagaiman tuhan menginginkan kita di masa depan. Coba kita tanyakan pada diri kita “Tuhan itu mau saya melakukan apa, menghadirkan saya di dunia ini untuk apa, dan kenapa, dan perubahan apa yang tuhan inginkan terjadi melalui saya?”.
3.       Predicting the future
“Besok kamu akan melakukan apa?”, kalau data dan aktivitasnya sudah rutin tentu untuk menjawab ini adalah sesuatu yang tidka sulit lagi, kalau kita sudah punya rencan yang matang maka pertanyaan yang lebih jauh lagi bakalan bisa terjawab, misalnya bulan depan kamu ngapain dan seterusnya. Dalam memprediksi hari esok maka sebab-sebab kemarin akan menjadi modal untuk melihat jauh kedepan. “AWARE THE DOTS”, dalam memprediksi hari esok di butuhkan sikap sadarnya kita dalam memaknai setiap kejadian yang kemudian bakalan hadir menjadi modal prediksi, dalam proses menumbuhkan mengapa akan ada banyak jebakan-jebakan hidup tentunya.
Life traps, saya menyebut kurva di atas adalah 4 kemungkinan jebakan yang kita bakalan lalui, dalam dalam prosesnya dibutuhkan kesadaran yang tinggi pada kurva mana jebakan tersebut kita tidak sadari. Saya mencoba memaknai kurva seperti ini:
    Kurva A berisi tentang saat meningginya kuantitas materi berupa (uang dan jabatan) mulai meninggalkan kurva mengapanya kita, saat itu bisa jadi kita mulai menikmati jabatan atau status social dan kita lupa tujuan utama mengapa yang perlu kita laksankan juga dan bahkan melupaknya dan focus mengejar kekayaan. Kurva B adalah gambaran kita berhasil mendapatkan materi dan status social yang baik di masyarakat seiring dengan mengapa-nya kita meningkat, saat itu adalah gambaran bahwa kita berhasil mengejar materi dan mewujudkan mengapa yang kita mimpikan. Kurva C adalah gambaran bahwa kita berhasil mengabaikan materi dalam proses mewujudkan mengapa-nya kita sehingga kita hanya focus dalam mewujudkan mimpi untuk mengahsilkan perubahan yang besar. Kurva  D adalah kondisi dimana kita merasa lelah dalam mendapatkan kedua-duanya dan memilih untuk berhenti mengejar materi dan mengejar mengapa-nya kita dan saya menganggap kurva ini bukanlah kurva gagal melaikan kurva untuk rehat dan mulai berfikir manakah kurva yang akan selanjutnya kita kejar.
Mari kita sediki belajar mengenali Lifa Trap di atas dengan sedikit berkaca pada kehidupan soekarno, awalnya beliau memiliki mimpi yang besar yaitu memerdekakan Indonesia dengan cara, berorganisasi, menyiarkan berita melalui radio dan Koran tentang seruan kemerdekaan dan akhirnya seluruh rakyat Indonesia tergerak dan kemudian bergerak, akhirnya Indoensia merdeka dan ia mendapatkan kepercayan rakyat untuk menjadi Presiden. Dia berhasil menemukan Apa setelah melewati fase focus mewujudkan mengapanya, namun ada jebakan yang muncul yaitu meningginya Self Intererest dengan inginnya dia menjadikan presiden berlaku seumur hidup, dengan pernytaan itu ia kemudian kehilangan kepercayaan masyarakat. Terlepas dari bagaimana hiruk pikuk politik dari sana kita cukup mengambil pejaran bahwa saat kurva apa meningkat dan kemudian terbentuklah titik pisah dengan kurva mengapa, maka saat itulah kita sebenarnya telah terjebak dalam status materi.
Dalam proses memilih kurva ini tentu bukanlah persoalan mudah, saat urusan perut menjadi alasan utama nyaris banyak di antara kita gagal. tentu ini bukan pekerjaan yang mudah akan ada banyak tantangan yang dihadapi tentunya, kehadiran kita di dunia ini bukan hanya untuk bersenda gurau kan?, pertanyaannya apakah kita memilih mengubah haluan, berhenti atau melampauinya?, semoga idealisme kita tidak tergadaikan oleh silau materi.

(materi ini di bawakan oleh kak Therry Alghifary pada PLC ke-8)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar