“FIND YOUR DREAMS”
Dalam proses
menemukan “why” seperti postingan sebelumnya bahwa dalam proses menemukan
“why-nya kita” tentu bukan persoalan mudah, jalan yang dilalui tentu cukup
dinamis dan bisa saja menghadirkan kekosongan dan ketidakdamaian. Dalam proses
ini perlu disadari kita sedang melakukan apa dan akan menargetkan apa, sebab
kesadaran inilah yang akan menumbuhkan “aware”nya kita dalam menyikapi setiap
pesan-pesan tuhan yang datang.
Dalam proses
menemukan apa biasanya kita akan terjebak dalam ruang-ruang ambisi pribadi
“saya mau jadi”, “kalau jadi.., saya mau jadi…”, kata ini menjadi penggiring
indikasi ambisi pribadi tersebut, dan perlu melakukan konfirmasi kembali,
apakah misinya kita menjadi apa berdasarkan kepentingan pribadi atau kepentingan
orang banyak. Sungguh, bukannya sangat sederhana tuhan menciptakan kita jika hanya
untuk mementingkan ambisi sendiri, bukankah itu tidak mencerminkan betapa
kuasanya tuhan?, kehadiran kita tentu jauh lebih besar peranananya dari hanya
sekedar memikirkan ke-Akuan.
Memaknai tugas
ke-Akuan dan tugas ke-Kitaan, adalah dengan mengukur dampak yang dihasilkan
dari sebuah capaian, kalau targetnya individu maka hanya akan berdampak secara
individu namun jika targetnya adalah untuk masyarakat maka dampaknya juga tentu
untuk masyarakat. Ke-Esaan tuhan salah satunya terwujud dengan dikirimnya
manusia-manusia yang bervisi masyarakat dan belajar untuk lupa atas kepentingan
pribadinya, diutusnya manusia-manusia pilihan yang mengajarkan manusia lain
bahwa kebaikan itu dapat di tularkan dan menularkan, bahwa kebaikan itu bisa
dipelajari dan membelajarkan dan kebaikan akan mendatangkan kebaikan lainnya.
Dulu sekali,
saya pernah terjebak dengan konsep berfikir “aku ingin menjadi”, sayangnya
mimpi ini dibangun atas mimpi orang lain, saat itu karena lingkran pertemanan
saya sebagian besar berhasil mendapatkan beasiswa dan melanjutkan pendidikan
mereka hingga keluar negeri, saat itupun saya kemudian belajar untuk
menumbuhkan ambisi ingin menjadi seperti mereka, saya telah melakukan berbagai
upaya, menabung dan kemudian mengukuti kursus intensif di Kediri. 6 bulan dikota itu, pelan-pelan skor yang kutargetkan mulai mendekati target, namun di
satu sisi saya kemudian mengevaluasi diri, apakah saya latah terhadap
lingkungan? Apakah saya harus keluar negeri? Hingga pertanyaan terakhir
haruskah saya S2?. Pertanyaan ini kemudian mengurai sedikit demi sedikit sejak
kapan ambisi ini dibangun dan kenapa ambisi ini bisa terbangun. Setelah menyelesaikan kursus dengan target
skor yang cukup, saya memilih untuk mulai bekerja, sambil tetap mengurai
pertanyaan tadi. Hingga pada akhirnya saya berada pada kesimpulan bahwa, Allah
selalu punya cara untuk mengajarkan hambanya dalam mengenali kebutuhan
hidupnya, bukan mengenali ambisinya.
Pada materi PLC
kali ini, saya banyak melakukan refleksi diri bahwa selama ini saya hidup
dalam baying-bayang konsep hidup ingin menjadi ini (sambil merujuk pada konsep
kehidupan orang lain), cukup sering kita terjebak dengan konsep berfikir “saya
menginginkan hidup seperti fulan dan fulan, yang berhasil mendapatkan ini dan
itu”, tanpa kita sadari kita belajar untk mengkotakkan hidup kita dalam
baying-bayang orang lain, hingga kita lupa bahwa hidup ini bukan tentang Aku
saja namun masih ada mereka yang perlu dirajut menjadi Kita.
Dalam proses
discovery mimpi, ada beberapa langkah yang perlu ditempuh untuk menguatkan diri
kita bahwa ini adalah misi terbaik yang patut saya jalani yang telah Tuhan
tugaskan kepadaku, yaitu;
1.
Connecting the dots
“kita hari ini adalah rangkaian akumulasi
kita di masa lalu”
Siapa kita hari ini adalah rangkaian titik-titik yang saling terikat
dan terajut hingga mengantarkan siapa kita hari ini. Sejak kita lahir, bahkan
sebelum kita lahir, merupakan titik-titik yang saling terikat satu sama lain,
besar kecilnya sebuah kejadian, berdampak atau tidaknya, menyakitkan atau
menyenangkan, kejadian-kejadian itu saling terikat dan menghasilkan kita siapa
hari ini. Perlu disadari bahwa semua yang terjado dalam hidup kita merupakan
rencana tuhan yang berada di dalam dan di luar kendali kita yang kemudian
mendapat restu tuhan. Kejadian-kejadian yang kita alami kemudian membentuk kita
dalam banyak hal, menjadi lebih dalam sifat, menjadi lebih dalam kecerdasan dan
menjadi lebih pada bakat misalnya. Contoh, anak yang pintar baisanya karena
dulu ia rajin belajar, dari conttoh seperti ini kemudian kita belajar mengurai kejadian-kejadian yang membentuk
kita menjadi lebih mandiri misalnya, atau jadi pemarah mungkin, kita mengingat
sebuah kejadian yang membuat kita memiliki traumatis misalnya atau bahkan
sebuah kesukaan karena kejadian di masa lau.
2.
Butterfly effect
Memaknai peranan kepakan seekor
kupu-kupu yang berdampak pada perubahan besar pusaran angin, peranan satu sayap
yang dapat mempercepat bahkan memperlambat terjadinya angin kencang. Dalam konsep
ini, kita diharapkan mampu memeknai secara mendalam sebuahkejadian kecil yang
kita lalui dalam hidup yang tanpa kita sadari telah berdampak secara signifikan
dalam hidupnya kita, entah bertemu dengan orang yang tidka kita duga atau
bahkan ucapan yang sangat sederhana yang pernah terlontar bisa jadi memberikan
dampak atau pelajaran yang besar buat kita. Dalam menemukan mimpi, selalu ada
peranan kejadian-kejadian kecil di dalamnya, yang tanpa atau dengan kita sadari
memiliki peran penting dalam menemukan mimpi kita yang sesungguhnya.
Mimpi itu sejatinya bercerita
tentang masa depan, tugas kita adalah memaknai masa lalu untuk bisa
memprediksi masa depan. Contoh, seorang petugas BMKG mampu meramalkan
terjadinya hujan dengan mengukur cepatnya angina, kelembapan udara dan sedemikian
rupa, sehingga ia mampu merilis perkiraan cuaca dengan akurasi waktu yang
sangat tinggi, contoh lainnya adalah memprediksi terjadinya gerhana di waktu
dan garis yang sangat tepat melalui perhitungan-perhitungan sedemikian rupa
yang dipelajari dari kejadian-kejadian masa lalu. Sama halnya dengan
memprediksi masa depan, adlah dengan mempelajari masa lalu kemudian kita
berhasil mempresdiksi masa depan.
Seorang pemanah mampu memprediksi
titik jauh kedepan dengan menarik anak busur kebelakan, semakin jauh kebelakang
anak panah ditarik maka, anak panah tersebut akan melaju jauh kedepan. Saya merefleksikan
ini sebagai bentuk kesadaran bahwa untuk memprediksi bagaimana kita akan
menetapkan mimpi di masa depan adalah dengan menyadari fitrah kelahiran kita,
menyadari pesan-pesan tuhan yang terwujuda dalam bentuk kejadian-kejadian masa
lalu, dimana dan bagaimana kita dibesarkan dan seberapa besar kita berjuang
untuk berada samapi di titik ini yang dalam prosesnya da tuhan ynag ikut campur
dan dengan izinnya pula kita ada samapi di titik ini. Bukan tanpa alas an tentunya
ketika tuhan menghendaki kita melalui sebuah peristiwa, setiap menit dan detik
yang kita lalui kemarin adalah kehendak tuhan, maka sudah sepatutnya kita
mencoba membaca kejadian itu untuk menyadari bagaiman tuhan menginginkan kita
di masa depan. Coba kita tanyakan pada diri kita “Tuhan itu mau saya melakukan
apa, menghadirkan saya di dunia ini untuk apa, dan kenapa, dan perubahan apa yang
tuhan inginkan terjadi melalui saya?”.
3.
Predicting the future
“Besok kamu akan melakukan apa?”, kalau data dan
aktivitasnya sudah rutin tentu untuk menjawab ini adalah sesuatu yang tidka
sulit lagi, kalau kita sudah punya rencan yang matang maka pertanyaan yang
lebih jauh lagi bakalan bisa terjawab, misalnya bulan depan kamu ngapain dan
seterusnya. Dalam memprediksi hari esok maka sebab-sebab kemarin akan menjadi
modal untuk melihat jauh kedepan. “AWARE THE DOTS”, dalam memprediksi hari esok
di butuhkan sikap sadarnya kita dalam memaknai setiap kejadian yang kemudian
bakalan hadir menjadi modal prediksi, dalam proses menumbuhkan mengapa akan ada
banyak jebakan-jebakan hidup tentunya.
Life traps, saya menyebut kurva di atas adalah 4
kemungkinan jebakan yang kita bakalan lalui, dalam dalam prosesnya dibutuhkan
kesadaran yang tinggi pada kurva mana jebakan tersebut kita tidak sadari. Saya mencoba
memaknai kurva seperti ini:
Kurva A berisi tentang saat meningginya kuantitas materi berupa (uang dan jabatan)
mulai meninggalkan kurva mengapanya kita, saat itu bisa jadi kita mulai
menikmati jabatan atau status social dan kita lupa tujuan utama mengapa yang
perlu kita laksankan juga dan bahkan melupaknya dan focus mengejar kekayaan. Kurva B adalah gambaran kita berhasil mendapatkan materi dan status social yang baik
di masyarakat seiring dengan mengapa-nya kita meningkat, saat itu adalah
gambaran bahwa kita berhasil mengejar materi dan mewujudkan mengapa yang kita
mimpikan. Kurva C adalah gambaran bahwa kita berhasil mengabaikan materi dalam proses
mewujudkan mengapa-nya kita sehingga kita hanya focus dalam mewujudkan mimpi
untuk mengahsilkan perubahan yang besar. Kurva D adalah kondisi dimana kita merasa lelah dalam mendapatkan kedua-duanya dan
memilih untuk berhenti mengejar materi dan mengejar mengapa-nya kita dan saya
menganggap kurva ini bukanlah kurva gagal melaikan kurva untuk rehat dan mulai
berfikir manakah kurva yang akan selanjutnya kita kejar.
Mari kita sediki belajar mengenali
Lifa Trap di atas dengan sedikit berkaca pada kehidupan soekarno, awalnya
beliau memiliki mimpi yang besar yaitu memerdekakan Indonesia dengan cara,
berorganisasi, menyiarkan berita melalui radio dan Koran tentang seruan
kemerdekaan dan akhirnya seluruh rakyat Indonesia tergerak dan kemudian bergerak,
akhirnya Indoensia merdeka dan ia mendapatkan kepercayan rakyat untuk menjadi
Presiden. Dia berhasil menemukan Apa setelah melewati fase focus mewujudkan
mengapanya, namun ada jebakan yang muncul yaitu meningginya Self Intererest
dengan inginnya dia menjadikan presiden berlaku seumur hidup, dengan pernytaan
itu ia kemudian kehilangan kepercayaan masyarakat. Terlepas dari bagaimana hiruk
pikuk politik dari sana kita cukup mengambil pejaran bahwa saat kurva apa meningkat
dan kemudian terbentuklah titik pisah dengan kurva mengapa, maka saat itulah
kita sebenarnya telah terjebak dalam status materi.
Dalam proses memilih kurva ini
tentu bukanlah persoalan mudah, saat urusan perut menjadi alasan utama nyaris banyak
di antara kita gagal. tentu ini bukan pekerjaan yang mudah akan ada banyak tantangan yang
dihadapi tentunya, kehadiran kita di dunia ini bukan hanya untuk bersenda gurau kan?, pertanyaannya apakah kita memilih mengubah haluan, berhenti atau
melampauinya?, semoga idealisme kita tidak tergadaikan oleh silau materi.
(materi ini di bawakan oleh kak Therry Alghifary pada PLC ke-8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar