Kamis, 23 Januari 2020

Mengenal Lebih Dekat Sejarah Feminisme


Mengenal Lebih Dekat Sejarah Feminisme


Berbicara mengenai Sejarah feminisme, banyak orang yang beranggapan bahwa hal ini erat kaitannya dengan pengaruh barat karena pencetusnya ialah seorang wanita berketurunan inggris yaitu Mary Wollstonecraft pada tahun 1792 lewat bukunya yang berjudul A Vindication of the rights of Women. Saat itu kesetaraan gender di ganungkan untuk memberikan kesempatan kepada perempuan untuk turut berpartisipasi dalam dunia politik. Wollstonecraft berpendapat bahwa perempuan memiliki kapasitas yang sama dengan laki-laki dalam aspek pemikiran dan politik adalah kemampuan berfikir dan mengambil keputusan yang tidak memiliki relevansi terkait kondisi fisik.

Feminisme sendiri mulai merebak ke Negara-negara eropa di era industry, sebab kesempatan bekerja laki-laki dan perempuan yang jauh berbeda sehingga sebagian besar perempuan kemudian menuntut hak-hak kerja yang sama dengan laki-laki utamnya pada bidang industry yang tidak membutuhkan maskulinitas individu. Sehingga mulailah bermunculan tokoh-tokoh feminisme dengan berbagai pola piker dan tuntutan sosialnya, diantaranya yaitu:

1.       Feminisme radikal
Merupakan gerakan feminism yang menuntut hak-hak perempuan yang seutuhnya bebas dari segala bentuk konspe pemahaman gender, aliran ini menuntut kesamaan yang utuh antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya pemetaan peranan dan fungsi di tengah masyarakat.

2. 
      Feminisme colonial
Merupakan gerakan feminism yang masih mengedepankan pemahaman sejarah, dimana permepuan memiliki peran dan fungsi yang jauh berbeda dengan laki-laki dan keberadaan mereka di tengah masyrakat juga harus dibatasi.

3.       Feminism Marxisme
Konsep pemahaman masrxis meniti beratkan pada konsep kapitalisasi, dimana keberadaan permepuan senantiasa masih menjadi objek bisnis, dan tidak menunjukkan jati diri permpuan (bisa baca artikel sebelmnya tentang redefenisi kecantikan)

4.       Feminisme Liberal
Konsep ini mengedepankan kesempatan perempuan berdiri tanpa ada pemetaan sex yang mengikutinya, mereka menuntu untuk tidak diberikan batasan terlepas dari jenis kelamin yang dimilikinya.

5.       Feminisme Post Modern
Merupakan gerakan anti otoritarian.

6.       Feminisme Sosialis
Gerakan ini mengedepankan kesempatan perempuan untuk juga masku kedalam system pemerintahan dan menjadi bagian dari system kenegaraan yang dapat menyeimbangkan dan menjaga hak-hak perempuan.

7.       Feminisme Nodrik
Mengedepankan pemahaman bahwa perempuan adalah bagian dari Negara dan Negara adalah bagian dari perempuan.

9.       Ecofemism
Pergeraka perempuan yang memperjuangkan hak-hak bumi dan terlibat dalam pemerintahan untuk menjaga keberlangsungan lingkungan yang aman dan ramah, dalam kajian ini keberadaan Greeta Thunberg sebagai penggerak global dikategorikan sebagai gerakan ecofeminisme.

Dari kedelapan aliran tersebut yang paling umum diketahui, namun pada dasarnya pemahaman feminism ini masih lebih luas lagi. Di Indonesia sendiri kata feminism jarang digunakan, kata Kesetaraan Gender yang dikenalkan oleh Ibu Kartini untuk memebrikan kesempatan belajar yang sama dengan perempuan. Feminisme dan kesetaraan gender merupakan sebuah gerakan yang sama, berangkat dari ketipangan social yang di alami oleh perempuan yang mengakibatkan tingginya kesenjangan kecerdasan, kekayaan dan kepercayaan diri antara perempuan dan laki-laki.

Melihat dari sejarah islam sendiri, feminism tidak pernah di jelaskan secara langsung namun dari sudut padnang saya feminism itu juga ada dalam sejarah Islam, dimana jaman jahilia perempuan menjadi makhluk yang tak bernilai, di anggap sebagai aib, musibah dan dosa, dalam benayak sejarah anak permepuan kerap kali dijadikan tumbal, di bunuh hidup-hidup dan diperjual belikan serta keberadaan perempuan yang tak bernilai dalam rumah tangga. Hingga akhirnya datanglah ajaran agama Islam yang kemudian meninggikan derajat perempuan dengan memberikan kesempatan belajar dan kesejahteraan rohani dengan dimuliakannya mereka dalam rumah tangga. Menurut saya pribadi, dari sejarah inilah kemudian kekuatan feminism itu terbentuk agar kesempatan untuk setara itu ada, dalam artian bahwa kedudukan perempuan dan laki-laki itu setara untuk hal-hal yang tidak melibatkan maskulinitas, namun perlu dipahami bahwa maksud kesetaraan tidak sama dengan kesamaan, artinya keberadaan laki-laki dan perempuan jelas dibedakan secara kelamin dan postur tubuh yang juga memberikan batasan peran yang berbeda di tengah masyarakat, namun beda soal jika hal-hal yang di tuntut diluar dari peran-peran yang dimaksudkan tadi. 

Tanpa kita sadari, social cenderung menilai perempuan sebagai pelengkap saja dalam tatanan masyarakat, contohnya hamper setiap perusahaan merekrut perempuan yang berpenampilan menarik, padahal untuk terlihat menarik tidak memiliki standar baku kecuali hal-hal yang sifatnya fisik. Artinya kebutuhan sebuah perusahaan terkait keberadaan perempuan bukan di dasarkan pada kecakapan hidupnya melainkan keindahan tubuhnya. Contoh lainnya adalah, ketimpangan penialain akan keperawanan perempuan yang perlu ia junjung, padahal bukankah jika ada perempuan yang tidak perawan di sana juga ada laki-laki yang tidak perjaka, namun social selalu menuntut perempuan dengan penalain yang tidak bersudutpandang gender. Sexisme menjadi isu yang sangat kompleks dalam tatanan masyarakat, perempuan kehilangan haknya terhadap tubuh dan jiwanya, mereka masih berada di bawah control bagaimana ia seharusnya dari konsep pandangan colonial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar