Rabu, 08 Januari 2020

REDEFENISI KECANTIKAN, KAPITALISASI PEREMPUAN MODERN


REDEFENISI KECANTIKAN, KAPITALISASI PEREMPUAN MODERN



Kecantikan dan redefenisinya merupakan bagian dari program kapitalisasi perempuan itu sendiri. Tanpa perempuan sadari, mereka telah menjadi objek dari tuntutan kecantikan yang didasarkan pada pandangan kaum adam dan bukan lagi berstandar dari perempuan itu sendiri. Perempuan dewasa ini menjadi salah satu objek dunia fashion yang sangat menjanjikan, dengan membuyarkan standar kecantikan perempuan sehingga mereka menjadi konsumen taat yang pada akhirnya menjadikan fashion dan produk kecantikan menjadi bagian utama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. 

Mendengar kata kecantikan, yang tergambarkan dalam kepala kita adalah sosok perempuan yang bertubuh tinggi dan langsing dengan warna kulit putih merona, berambut panjang lurus dengan wajah yang tirus serta hidung yang mancung. Konsep kecantikan pada dasarnya merujuk pada tampilan kecantikan para pelaku model periklanan produk kecantikan serta konsep standar kontes kecantikan, brain framing media berperan penting dalam memodifikasi perbudakan perempuan yang menggiring doktrin ideologis yang membuat perempuan menganggap dirinya sebagi kaum yang diciptakan untuk dinikmati sehingga berangsur-angsur peran perempuan yang sesungguhnya menjadi bias. Kesadaran seperti ini bukanlah aktivitas alamiah perempuan melainkan produk konstruksi kapitalis.

Kapitalasasi ini kemudian merambah dunia medis, hingga operasi plastik menjadi salah satu solusi instant untuk mengubah penampilan sesuai keinginan si pemilik tubuh yang berimajinasi dengan kecantikan standar perempuan layar kaca. Kenapa tidak, perempuan menjadi maniak kecantikan dengan wajah putih mulus dan glowing adalah incarannya, berbagai make up tak berhasil maka operasi plastic menjadi sasarannya. Padahal setelah di pikir-pikir, tujuan utama perempuan dalam mempercantik diri adalah untuk mencari perhatian lawan jenis tentunya, hingga dalam konteks ini perempuan berupaya menjadi orang lain agar di sukai bukan untuk menyukai dirinya sendiri.

Miris sekali rasanya jika dengan mudahnya kemudian kita mengatakan ah, kamu jelek… aihh.. mukamu hitam dan bla…bla… Allah s.w.t menghadirkan kita di muka bumi bukan untuk mempercantik diri melainkan memperbaiki akhlak kita, kita di lahirkan dengan tugas bukan jadi miss universe tapi pendidik keturunan yang berkhlak. Cantik akan memudar kitapun sepakat untuk itu, lantas untuk apa kita terus berjuang mencari kecantikan itu?.

kamu bolehlah berjalan-jalan kebelahan bumi lainnya dan temukan cantik itu tak ada standar bakunya, hanya media yang kemudian menghadirkan pembatasan tersebut. Kita semua terlahir seusai dengan porsinya dan tidak kurang serta lebih, sehingga tidak sepantasnya sesama manusia kemudian memberikan batasan-batasan terhadapnya hanya atas dasar kepuasan mata. Perempuan juga saat ini harus mulai sadar bahwa dengan kondisi seperti ini apakah ia menemukan kebahagiaan melalui kecantikannya? jika tidak berhentilah memaksakan diri hanya untuk terlihat menarik di mata orang lain, jadilah menarik untuk dirimu sendiri dan berbahagialah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar