“DIALEKTIKA PERANG DAN PERDAMAIAN ABADI”
Kelas PLC kali ini akan
menyinggung perihal peperangan dengan mnggunakan sudut pandang sederhana dalam
memaknai sebuah kejaidaian besar yang membawa manusia berada pada titik
terendah untuk kemudian menemukan mekanisme baru untuk mencegah pengulangan
kejadian di masa lalu dan kemudian bangkit melebihi dari kapasitas yang dilalui
sebelumnya. Sebelum berangkat ke penjalasan yang lain, mari kita sejenak
berfikir, Perang Baik atau Burukkah?, mau bilang baik, apakah kematian banyak
orang untuk mencapai kepentingan salah satu kolmpok itu baik? Upaya menang dan
mengalahkan itu baikkah? Mungkin baik bagi kelompok menang namun bagaimana
dnegan kelompok yang kalah, setiap kekalahan dari peperangan atau dijajah tentu
menyisakan luka yang menurun atau adanya pewarisan kekelahan bagi penerus untuk
kembali belajar bangkit. Dalam kisah kenabian pun kita banyak belajar daari
kisah-kisah perjuangan Rasulullah dan Sahabat nabi dalam berperang, dan kisah
kekhalifahan dan juga kisah tentang runtuhnya kehalifahan dari sebuah perang.
Sejak dulu kita mendengarkan banyak kisah kejayaan dan keruntuhan dari sebuah peperangan,
dan keadaan saat inipun memunculkan kekhawatiran bahwa sewaktu-waktu peperangan
bisa saja terjadi. Dalam beberapa sudat pandang, perang tentu tidak
mendatangkan kebahagiaan bagi semua orang, namun dari peprangan jugalah kita
belajar untuk enemukan mekanisme hidup yang lebih bijaksana tentutnya.
Berangkat dari poal pikir
Emmanuael Kent, seorang filsuf yang merumuskan Perdamaian Abadi dengan
mengemukakan pendaptanya bahwa “Bertindaklah seolah-olah
maksim tindakan Anda melalui keinginan Anda sendiri dapat menjadi sebuah Hukum
Alam yang Universal”. Dalam pandangannya, perang adalah sebuah hokum alam yang terjadi akibat
proses pembelajaran manusia, peperangan terjadi untuk menciptakan kehidupan
ynag lebih baik setelahnya. Sebelum jauh memhami konsep perang yang di
kemukakan oleh Kent Immanuel, manusia adalah makshluk yang assosial dan social,
maksudnya adalah manusia merupakan makhluk yang membutuhkan orang lain namun di
satu sisi ia adalh makhluk yang sangat individual dan mementingkan kepentingan
pribadinya. Dorongan inilah yang kemudian disebut sebagai Antagonisme yaitu
dorongan alam manusia untuk mementingkan diri sendiri dan sebagai bentuk Hukum
alam.