EKSISTENSI BUDAYA TILA’ SEBAGAI BENTUK PENGAKUAN MASYARAKAT TERHADAP TOMAKAKA
DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA
(part 1)
Masamba
merupakan sebuah kecamatan yang terletak di tengah kabupaten Luwu Utara, dengan
luas wilayah 1.068,85 Km2. Posisi yang strategis ini menjadikan Masamba sebagai
kecamatan yang ideal untuk dijadikan ibukota Kabupaten Luwu Utara. Kecamatan ini
berbatasan dengan Kecamatan Rampi di bagian Utara,
Kecamatan Mappedeceng
dan Kecamatan Malangke merupakan batas
di bagian Timur dan Selatan, sedangkan di bagian Barat berbatasan dengan
Kecamatan Baebunta.
Kecamatan Masamba berada pada bagian utara kerajaan besar Luwu yang
terbagi menjadi 4 kelurahan, 15 desa dan 2 unit pemukiman transmigrasi yang
tersebar diseluruh kecamatan Masamba. Keseluruhan wilayah Kecamatan Masamba
berada pada ketinggian antara 50 sampai 300 meter di atas permukaan laut.
Tomakaka adalah cikal bakal Marang Cina Torongkonge, sebutan gelar Tau
Toa, sementara marang Cina Torongkonge, adalah orang yang dipertuan agungkan
atau raja dan tau toa adalah sebutan untuk orang yang dituakan. Kedudukan
Tomakaka sebagai penjaga stabilitas kerakyatan dari segala sisi kemasyarakatan
dan memegang kendali sepenuhnya terhadap pemerintahan. Dalam sistem
pemerintahan terdahulu keberadaan tomakaka sebagai penjaga atau pengatur
stabilitas pemerintahan dan perekonomian masyarakat sekaligus pemegang kendalai
atasnya. Keberlangsungan suatu daerah tidak lepas dari peran yang dimainkan
oleh pemimpin daerah tersebut.