Mengenali Indonesia Melalui Kapal Pemuda Nusantara
Kapal Pemuda Nusantara (KPN)
merupakan kegiatan yang dilaksanakan tiap tahun oleh Kementrian Pemuda dan
Olahraga, dan untuk tahun 2014 di lasanakan di Provinsi Papua Barat tepatnya di
Kabupaten Raja Ampat, dengan rute pelayaran Jakarta – Makassar – Sorong – Raja
Ampat – Ambon – Kupang – Bali – Jakarta. Pelayaran ini berlangsung sejak
tanggal 7 Agustus – 3 September 2014 dengan menggunakan Kapal Republik
Indonesia (KRI) Surabaya yang dinahkodai oleh TNI AL.
Kegiatan ini berlangsung sangat
meriah sebab yang ada dikapal bukan hanya KPN saja tapi teman-teman
pramuka/pelantara ada juga yang bergabung dengan kami serta teman-teman dari
utusan UI dan Menkokesra, jadi total keseluruhan peserta mencapai 700 orang
dengan rincian 170 dari KPN dan 630 dari Pelantara, tapi kegiatan antara KPN
dan Pelantar berbeda, mereka lebih brfokus pada program perkemahan mereka
sedangkan KPN lebih focus pada Kebaharian dan Nasionalisme. Peserta yang diutus
dari masing-masing provinsi berjumlah 4 orang dan mereka adalah peserta yang
berhasil lolos dari bebrbagai rangkaian tes seperti tes kepribadian,
pengetahuan umum dan bahari, kemampuan seni dan tes kebugaran fisik.
Kegiatan ini bertujuan untuk
menumbuhkan semangat pemuda dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia
dari berbagai ancaman Negara asing utamanya laut Indonesia. Seringkah kita
mendengar lagu degan lirik “tanah kita tanah surga”??? sebagian dari kita akan
mengatakan “ya” bukan??? Inilah ungkapan seorang pemuda yang begitu kagum akan
kekayaan Negara kita dan menjadi incaran bangsa lain untuk menguras kekayaan
kita, Masa depan bangsa ada ditangan kita. Melalui kegiatan ini pemuda yang
diutus dari tiap-tiap provinsi mengikuti berbagai jenis kegiatan pengembangan
karakter seperti, pemahaman terkait tantangan Laut Indonesia dalam dunia
Iternasional, Peran Pemuda untuk Indonesia, kesiapan Indonesai menghadapi Asean Community 2015 dan hak dan
kewajiban warga Negara. Inilah beberapa poin inti yang ingin disampaikan kepada
peserta.
Selama dikapal peserta memiliki
jadwal belajar yang sangat padat di siang harinya dan malam harianya lebih
difokuskan pada pementasan kesenian dan kebuadayaan dan penyelesaian social
project yang akan dilaksanakan setiap kelompok pasca sailing. Kelompok saya waktu
itu dinamakan Kaimana yang terdiri dari 17 orang dengan project social
berjudul Sekolah Bahari Nusantara (SEBAR
NUSA) yang akan dilaksankan di Pulau Enggano, Bengkulu. Untuk kegiatan peserta
saat di darat sebagian besar adalah melaksanakan sosialisasi pada warga,
pembekalan dari pemerintah setempat, pelatihan snorkling/diving dan pesiar lokasi
wisata unggulan tiap daerah. Kecuali program di Makassar dan Raja Ampat yang
sedikit berbeda dari kegiatan darat lainnya, hal ini dikarenakan Makassar
tepatnya di Kabupaten Maros desa Bontoa dan Simbang menjadi lokasi pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat dengan melaksnakan beberapa program yaitu Kelas
Inspirasi, Pengobatan Gratis, Penanaman Mangrove dan pentas Seni. Untuk
kegiatan di Raja Ampat lebih berfokus pada pelaksanaan Upacara Sail Raja Ampat
2014 yang dihadiri oleh Presiden RI bapak Susilo Bambang Yodhoyono dan berbagai
utusan Negara seperti Jepang, Korea, Australia, USA dan Singapore.
Hal yang sangat menarik dari
kegiatan ini adalah pelaksanaan upacara 17 Agustus di atas kapal dan berlayar
di Laut Banda yang ketinggian ombaknya rata-rata 4-5 meter, bisa dibayangkan
gocangan kapal akibat hempasan ombak yang tinggi dan peserta yang berusaha
untuk tidak terjatuh dari posisi sikap sempurna dalam upacara. Perjuangan yang
tidak mudah bagi saya dan rekan-rekan yang lain untuk menyelesaikan upacara
dengan kondisi seperti ini, untuk masalah kesehatan peserta tidak perlu
khawatir karena telah disiapkan 3 dokter dan 4 perawat untuk menjaga kesehatan
peserta. Setelah upacara dilangsungkan masing-masing kelompok beradu kekuatan
dan kecerdasan melalui beberapa games menarik yang telah dirancang oleh para
TNI.
Hal menarik lainnya dari pelayaran
ini adalah adanya kebuadayaan dari TNI untuk melaksanakn upacara dini hari jika
kapal melintasi garis katulistiwa sebagai bentuk keabsahan peserta sebagai
warga KRI dan Penjaga Laut ndonesia. Kegiatan ini dinamakan Mandi Katulistiwa,
peserta dimandikan dengan air laut dan air yang busuk yang entah dari mana asal
muasal air ini, yang memandikan peserta adalah dari TNI yang telah ditunjuk
sebagai Dewa Neptunus,kegiatan ini sangat terlihat konyol tapi percayalah
kegiatan ini sangat dinanti-nanti oleh sebagian peserta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar