YUNI BERSAMA JUNINYA
Awal bulan juni selalu menjadi bulan yang mengingatkan yuni pada usianya,
kali ini juni datang dengan tampilan berbeda.. memberikan warna yang sulit
untuk ditafsirkan, tafsir hiduppun tidak dapat membrikan jawaban untuk seonggok
keluh kesah yuni di bulan ini. Cahaya berganti kegelapan, malampun menyeruak
bak putih yang ditelan hitam.
Disaat malam kehilangan cahayanya mengapa hati inipun turut kehilangan
kebahagianya dan otakpun kehilangan logikanya??? Pertanyaan ini yang membuat
yuni merasa gundah menghadapi juninya...
kemarin telah menjadi sejarah, dan tersimpan dalam meseum memori yang
terangkum dalam catatan sejarah, hembusan nafas sedetik yang lalupun turut
menjadi sejarah,...
Hmm.. nafas yang terhembus bgitu berat... luka dihati dan ingatan.. akankah
memberikan jawabannya utuk kegundahanku??... dapatkah kuhapus sejarah yang
telah berlalu??? Ruang waktu ingin
kuualang untuk menghapuskan kisah yang telah tertoreh... menghadapi juni dengan kegundahan lebih
tepatnya kegalauan??? “it’s Not Me’’ ucap yuni dalam hatinya.. 30 menit berlalu.. yuni hanya mampu merenungi
hari-hari yang akan dialaluinya di bulan juni ini..
Tahun ini, hari kemarin dan esok akankah sama saja??? Dan hari inipun
perasaan yang sama masih saja menyeruak dan memenuhi relung hati, sesak menjadi
bayaran pasti untuk sebuah luapan perasaan... 30 menit ini akankah sama
kondisinya dengan 30 hari mendatang sepanjang bulan ini atau bahkan lebih, jika
kegundahan yang telah bersemayam ini tak kunjung lari dariku??? Petuah demi
petuah memenuhi memori, kamu begini dan bgtu justru membuat yuni kebingungan
untuk bertindak.. memilih untuk tidak berbuat apa-apa adalah pilihan terbaik
untuk yuni..
to be continued (part 2)..
Memilih untuk kembali kedalam rumah dan mengakhiri kegundahan terhadp
berbagai penafsirn yang tentu arah ini. Yuni mulai memejamkan matax namun
sempat terbesit dikepalanya, apakah cinta seindah yang didengungkan para
pemabuk cinta?? Apakah cintah seindah syair para penyair urdu?? Apakah cinta
seperti itu?? Jadi, risau, keegundahan, dan sesak yang kurasa bukan cinta??
Atau cinta memang bagian dari sebuah hukuman? Salahkah aku jika mencintainya?
Apakah mencintai harus sesakit ini? Sungguh kali ini tanda tanya
melayang-layang dikepalaku ...
Ah.. jawabannya masih
tersimpan jauh dilahulmahfudz kah??.. tidur akan membantuku untuk melupakan
segalanya, sejenak saja itu sudah cukup..
Mengingat sebuah catatan
seseorang yang berkata:
Kenapa kita menutup mata ketika kita
tidur
Ketika kita menangis
Ketika kita membayangkan
Ini karena yang terindah didunia
tidak terlihat
Yah.... hal-hal yang terindah
didunia tidak ada.. keindahannya hanya maya dan semu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar