JAWABAN
KERINDUAN
“Seperti inikah Jawaban dari setiap kerinduan,
Jawaban dari setiap sesak yang semakin menyesakkan,
Haruskah ku menghakimi waktu
Untuk diriku yang terlalu takut menghadapi kenyataan hidup
Jika seperti ini jawaban kerinduan
Kumemilih untuk tidak mendapat jawaban dari-Mu”
Pagi
itu, disebuah pegunungan yang tepat
berada
di pinggiran kota jember tepatnya
di sucopangepok, gadis kecil berusia sekitar 7 tahun
melangkahkan kakinya seiring dengan semilir dinginnya udara pagi pegunungan
yang masih menusuk, masitoh bersama sepatu lusuhnya dan tas yang terbuat dari
kantongan plastik yang berisi karung bekas dan sebuah buku tulis dan pensil ia
bergegas meninggalkan gubug tua yang reot termakan usia dan tak terurus.
Perjalanan yang perlu ditempuh untuk ke sekolah sekitar 3 km dari gubuk tempat
ia tinggal.
Masitoh
atau biasa disapa itoh merupakan seorang gadis cilik yang telah ditinggal cerai
oleh kedua orang tuanya, ibu dan ayahnya telah menikah kembali dan ia bertekad
untuk tidak mengikuti orang tuanya karena alasan sebuah cinta yang tulus untuk
mengabdi kepada sang nenek yang telah berbau tanah.
Dengan
langkah penuh semangat itoh menuju sekolahnya dengan harapan dapat mengubah
nasibnya kelak, dan menjadikan kedua orang tuanya bangga dan yang pasti sang
nenek tidak hidup digubuk tua lagi.
****