Minggu, 02 November 2014

Mengenali Indonesia Melalui Kapal Pemuda Nusatara

Mengenali Indonesia Melalui Kapal Pemuda Nusantara

Kapal Pemuda Nusantara (KPN) merupakan kegiatan yang dilaksanakan tiap tahun oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga, dan untuk tahun 2014 di lasanakan di Provinsi Papua Barat tepatnya di Kabupaten Raja Ampat, dengan rute pelayaran Jakarta – Makassar – Sorong – Raja Ampat – Ambon – Kupang – Bali – Jakarta. Pelayaran ini berlangsung sejak tanggal 7 Agustus – 3 September 2014 dengan menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Surabaya yang dinahkodai oleh TNI AL.

Kegiatan ini berlangsung sangat meriah sebab yang ada dikapal bukan hanya KPN saja tapi teman-teman pramuka/pelantara ada juga yang bergabung dengan kami serta teman-teman dari utusan UI dan Menkokesra, jadi total keseluruhan peserta mencapai 700 orang dengan rincian 170 dari KPN dan 630 dari Pelantara, tapi kegiatan antara KPN dan Pelantar berbeda, mereka lebih brfokus pada program perkemahan mereka sedangkan KPN lebih focus pada Kebaharian dan Nasionalisme. Peserta yang diutus dari masing-masing provinsi berjumlah 4 orang dan mereka adalah peserta yang berhasil lolos dari bebrbagai rangkaian tes seperti tes kepribadian, pengetahuan umum dan bahari, kemampuan seni dan tes kebugaran fisik.

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat pemuda dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ancaman Negara asing utamanya laut Indonesia. Seringkah kita mendengar lagu degan lirik “tanah kita tanah surga”??? sebagian dari kita akan mengatakan “ya” bukan??? Inilah ungkapan seorang pemuda yang begitu kagum akan kekayaan Negara kita dan menjadi incaran bangsa lain untuk menguras kekayaan kita, Masa depan bangsa ada ditangan kita. Melalui kegiatan ini pemuda yang diutus dari tiap-tiap provinsi mengikuti berbagai jenis kegiatan pengembangan karakter seperti, pemahaman terkait tantangan Laut Indonesia dalam dunia Iternasional, Peran Pemuda untuk Indonesia, kesiapan Indonesai menghadapi Asean Community 2015 dan hak dan kewajiban warga Negara. Inilah beberapa poin inti yang ingin disampaikan kepada peserta.
Selama dikapal peserta memiliki jadwal belajar yang sangat padat di siang harinya dan malam harianya lebih difokuskan pada pementasan kesenian dan kebuadayaan dan penyelesaian social project yang akan dilaksanakan setiap kelompok pasca sailing. Kelompok saya waktu itu dinamakan Kaimana yang terdiri dari 17 orang dengan project social berjudul  Sekolah Bahari Nusantara (SEBAR NUSA) yang akan dilaksankan di Pulau Enggano, Bengkulu. Untuk kegiatan peserta saat di darat sebagian besar adalah melaksanakan sosialisasi pada warga, pembekalan dari pemerintah setempat, pelatihan snorkling/diving dan pesiar lokasi wisata unggulan tiap daerah. Kecuali program di Makassar dan Raja Ampat yang sedikit berbeda dari kegiatan darat lainnya, hal ini dikarenakan Makassar tepatnya di Kabupaten Maros desa Bontoa dan Simbang menjadi lokasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dengan melaksnakan beberapa program yaitu Kelas Inspirasi, Pengobatan Gratis, Penanaman Mangrove dan pentas Seni. Untuk kegiatan di Raja Ampat lebih berfokus pada pelaksanaan Upacara Sail Raja Ampat 2014 yang dihadiri oleh Presiden RI bapak Susilo Bambang Yodhoyono dan berbagai utusan Negara seperti Jepang, Korea, Australia, USA dan Singapore.

Hal yang sangat menarik dari kegiatan ini adalah pelaksanaan upacara 17 Agustus di atas kapal dan berlayar di Laut Banda yang ketinggian ombaknya rata-rata 4-5 meter, bisa dibayangkan gocangan kapal akibat hempasan ombak yang tinggi dan peserta yang berusaha untuk tidak terjatuh dari posisi sikap sempurna dalam upacara. Perjuangan yang tidak mudah bagi saya dan rekan-rekan yang lain untuk menyelesaikan upacara dengan kondisi seperti ini, untuk masalah kesehatan peserta tidak perlu khawatir karena telah disiapkan 3 dokter dan 4 perawat untuk menjaga kesehatan peserta. Setelah upacara dilangsungkan masing-masing kelompok beradu kekuatan dan kecerdasan melalui beberapa games menarik yang telah dirancang oleh para TNI.


Hal menarik lainnya dari pelayaran ini adalah adanya kebuadayaan dari TNI untuk melaksanakn upacara dini hari jika kapal melintasi garis katulistiwa sebagai bentuk keabsahan peserta sebagai warga KRI dan Penjaga Laut ndonesia. Kegiatan ini dinamakan Mandi Katulistiwa, peserta dimandikan dengan air laut dan air yang busuk yang entah dari mana asal muasal air ini, yang memandikan peserta adalah dari TNI yang telah ditunjuk sebagai Dewa Neptunus,kegiatan ini sangat terlihat konyol tapi percayalah kegiatan ini sangat dinanti-nanti oleh sebagian peserta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar