Sabtu, 29 Desember 2012

PEMUDA LEGISLATFI YANG EKSLUSIF DAN EKSPRESIF


PEMUDA LEGISLATIF YANG EKSLUSIF DAN EKSPRESIF 

Indonesia negara kesatuan yang mencapai kemerdekaannya melalui semangat juang pemudanya, mengusir penjajah dan memukul mundur pasukan jepang. Kemerdekaan tidak hanya dicapai begitu saja, jelas dibutuhkan sebuah konsep cerdas dan strategi jitu dan yang tak kalah pentingnya yaitu kesempatan dan peluang yang dimanfaatkan dan dianalisis ketepatan penempatan pelaksanaan strategi. Kecerdasan pemuda indonesia jelas tergambar dimana konflik yang terjadi pada pasukan sekutu dimanfaatkan sebagai sebuah peluang besar utuk melaksanakan serangan balik, sehingga konflik tersebut memberikan keuntungan secara langsung kepada para pemuda. Mereka mampu melihat peluang disela-sela kekacauan yang terjadi sehingga kemerdekaan dengan segera dijemput di gerbang kemerdekaan.


Tidak dapat dipungkiri jika kesan ekslusif dan ekspresif pemuda ligislatif saat ini menjadikan sosok eksekutor yang disfungsional. Peranan yang hanya sifatnya temporal dengan tujuan menggaungkan nama dan menjaga eksistensi melalui kegiatan yang sifatnya ekspresif seperti ketika mereka berperan dalam pembuatan regulasi orientasi, pleno dan masih banyak kegiatan lainnya. Menggaungka keberedaan melalui kegiatan yang tidak secara substansial tidak memberikan efek yang berarti buat kemajuan mahasiswa. 

Keberadaan pemuda legislatif yang seharusnya menjadi regulator dalam proses kemajuan mahasiswa mengalami disfungsional dimana pihak birokrat yang mulai kehilangan kepercayaan akan keberadaan dan fungsi mereka yang tidak jelas. Justru pihak birokrat yang hanya menganggap keberadaan mereka sebagai sebuah formalitas keutuhan sebuah kampus, kesan penghambur-hambur uangpun mereka sandang, tak ada prestasi yang mereka torehkan seperti soe hok gie dan arif rahman hakim yang mampu menumbangkan rezim orde baru. Bambu runcing sudah bukan zamannya untuk berada di genggaman tangan namun pena untuk menuangkan dan menemukan idelah yang dapat menumbangkan disfungsional lembaga.

Kesan ekslusif melekat pada pemuda legislatif dimana mereka diangkat sebagai dewan perwakilan mahasiswa, penyambung dan percontohan mahasiswa. Aspirasi yang disuarakan dijalan-jalan hanya sebatas pelengkap keberadaan, anarkisme mencuat sebagai bentuk eksistensi pejuang kebenaran.  Hal ini ditunjukkan dengan munculnya beberada pemberitaan di surat kabar, utamnya di makassar sendiri, dimana pemuda legislatif di anggap hanya menimbun dana kemahasiswaan dan tidak berfungsi sesuai dengan orientasi kerjanya. 

Dapat disimpulkan jika saat ini pemuda legislatif telah mengalami saat-saat surutnya, dimana fungsi yang tidak berjalan sesuai dengan orientasi kerja menimbulkan pemberitaan dan penurunan kepercayaan akan fungsi dan peranan mereka. Ada yang berpendapat jika kita tidak seharusnya memarginalkan kondisi tersebut namun banyaknya informasi dan opini masyarakat menjadi representasi sosok pemuda legislatif saat ini. 

(maaf jika subjektifitas penulis memenuhi setiap sudut tulisan diatas)....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar